Blog

Mengenal Quarter Life Crisis: Kalangan Millenial Wajib Tahu

Pernah mendengar quarter life crisis? Jika belum pernah mungkin anda sama dengan sebagian besar masyarakat lainnya yang mungkin belum mendengar apalagi mengetahui apa itu quarter life crisis. Namun disadari atau tidak hampir semua orang yang berada di usia 20 – 30 tahun pasti mengalaminya.

Sebenarnya quarter life crisis adalah suatu fase di mana seseorang memiliki kecemasan terhadap masa depannya. Kebanyakan takut jika tahun-tahun berikutnya berjalan tidak sesuai dengan harapan. Nah, fenomena ini sangat sering terjadi di kalangan milenial, yaitu kisaran umur 20-30 tahun. Quarter life crisis ini bisa menimbulkan berbagai dampak bagi kehidupan seseorang, khususnya lagi kehidupan perempuan.

Pemahaman dan bagaimana menyikapi quarter life crisis ini menurut Nanda Dwinta Sari dari Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) sangat dibutuhkan terutama bagi perempuan yang memasuki umur produktif, agar membantu perempuan untuk menentukan pilihan yang penting untuk hidupnya walaupun secara mental ia mengalami krisis dalam dirinya baik dari faktor internal maupun eksternal. Hal ini ia sampaikan dalam acara Webinar Thursday Talk tentang Upaya Menghadapi QUARTER LIFE CRISIS Dengan Baik yang diadakan tgl 16 Juli lalu.

Memang selain faktor internal seperti masalah kepercayaan diri, quarter life crisis adalah sebuah fenomena yang juga muncul berdasarkan faktor ekternal atau lingkungan. Misalnya, seseorang memiliki banyak tujuan yang belum bisa terwujud dan keluarganya sering membandingkan hasil atau prestasi dengan orang lain. Hal tersebut bisa menimbulkan keraguan terhadap diri sendiri, merasa khawatir, dan sulit untuk mengambil keputusan berdasarkan realita. 

Tidak jarang pula orang yang mengalami stres akibat pekerjaan, asmara, atau masalah lainnya juga menimbulkan quarter life crisis. Akan tetapi, bila hal tersebut memang terjadi, kita harus melihat gejala yang menandakan bahwa memang Anda sedang menghadapi krisis ini. 

Seperti yang dialami oleh Prameswari Puspa Dewi salah satu pembicara di acara Thurday Talk YKP yang menceritakan pengalamannya bagaimana ia sampai saat ini pun masih merasakan masalah ini, dimana ia saat memasuki umur 25 tahun seakan merasakan dunianya “gelap”. Puspa mengalami banyak struggling dalam dirinya dimana pada saat itu ia mengalami “putus cinta” yang membuatnya lebih banyak berfikir, dimana pilihannya saat itu apakah ia harus menjadi “dewasa” atau sama saja seperti sebelum ia berumur 25 tahun.

Puspa merasa beruntung memiliki teman yang membantunya memilih jalan untuk mengatasi krisis dalam dirinya. Bersama temannya ia sering berdiskusi dan banyak mengurai pikirannya yang saat itu pikirannya bagai benang kusut, dan itu membantunya memilih keputusan untuk ia menjalani kehidupan.

Menurut Alvieni Angelica, M.Psi., seorang psikolog yang juga menjadi pembicara di acara Thursday Talk, quarter life crisis banyak dialami pada kalangan milenial salah satu faktornya adalah banyaknya informasi yang diterima, dimana kalangan milenial kini hidup di zaman teknologi informasi yang membuat kita menerima informasi sangat cepat.

Ada beberapa gejala yang bisa dideteksi pada seseorang yang mengalami quarter life crisis, diantaranya adalah:

  • Mulai mempertanyakan tujuan hidup dan pencapaian
  • Merasa stagnan – tidak ada kemajuan pada hal yang sedang dikerjakan
  • Mulai membandingkan diri dengan orang lain terkait capaian
  • Tidak termotivasi di tempat kerja bahkan saat melakukan hobi
  • Terjebak dalam situasi dimana muncul perasaan terombang-ambil di arah yang tidak jelas

Untuk mengatasi keadaan krisis ini, disarankan oleh Alvieni untuk mengubah atau mentransformasi krisis menjadi katalis untuk refleksi, insight dan perubahan, dengan melakukan langkah-langkah berikut:

  1. Dari hal-hal yang rutin dikerjakan, cobalah untuk melakukan hal-hal yang baru. Buatlah daftar apa saja hal yang ingin kita lakukan, bisa berekplorasi hobi lama atau hobi pada saat kita kecil.
  2. Baca buku atau informasi seputar quarter life crisis, agar kita bisa memahami jika krisis atau kondisi ini hanya sementara.
  3. Upayakan untuk “Kenali Emosimu”. Hal ini bisa dilakukan dengan cuti dari tempat pekerjaan dan lakukan perjalan sendiri. Gunanya untuk kita bisa refleksi diri dalam perjalan dan di tempat yang kita tuju.
  4. Bekerjalah sesuai dengan perkataan hati kita. Temukan bakat dan dampak pekerjaan dengan kualitas hidup kita. Kita harus tetap bekerja menjemput impian Anda,

Memahami quarter life crisis akan membangun percaya pada diri, selain itu, dibutuhkan sebuah sikap positif agar quarter life crisis tidak mempengaruhi hidup kita untuk menggapai impian.