Kehamilan terjadi karena adanya sel telur yang dibuahi sel sperma. Saat bersenggama secara alami sel sperma masuk ke rahim melalui vagina. Dari vagina sperma akan bergerak menuju ke saluran telur di kiri dan kanan rahim untuk mencari sel telur. Jika saat sperma masuk, sel telur sedang ada di saluran, maka terjadi pertemuan sperma dan membuahi sel telur yang sudah siap. Hasil pembuahan itu akan bergulir ke rahim dan diterima dinding rahim yang sudah menebal, siap untuk menjadi pijakan bagi sel telur yang sudah dibuahi tadi.
Selanjutnya sel telur yang sudah dibuahi itu akan berkembang menjadi janin dan bayi. Perkembangan janin sampai menjadi bayi yang siap dilahirkan adalah kurang lebih 9 bulan 10 hari.
Yang perlu diketahui adalah, untuk membuahi satu sel telur hanya diperlukan SATU sel sperma. Padahal dalam satu cc air mani laki-laki, terdapat kurang lebih 100 juta sel sperma. Jika sekali pengeluaran ada 5 cc (bisa lebih) air mani, berarti akan ada 500 juta sel sperma masuk ke vagina. Setelah satu sel sperma berhasil membuahi sel telur, maka sel sperma yang lain akan mati dan keluar secara otomatis
Kehamilan masih dapat terjadi bahkan ketika tidak terjadi penetrasi penis ke dalam vagina. Bila ada aktivitas seksual di sekitar vagina dan menyebabkan laki-laki ejakulasi dan mengeluarkan sperma yang masuk ke liang vagina maka dapat menimbulkan kehamilan. Ketika ada sel telur yang berhasil dibuahi, secara otomatis kandung telur akan mengubah produksi hormon, sehingga dinding rahim tidak runtuh karena mempersiapkan diri menerima sel telur yang sudah dibuahi tersebut, dan haid pun tidak terjadi. Sepanjang masa kehamilan itu, produksi hormon estrogen berhenti dan produksi progesterone terus berlanjut. Menjadi tugas hormone progesterone untuk mempertahankan agar dinding Rahim tidak runtuh dan kehamilan terus berlanjut.
1. Persalinan & Nifas
Setelah kehamilan berlangsung sekitar 9 bulan, perempuan hamil akan bersiap-siap untuk menjalani proses persalinan. Bila kelahiran terjadi sebelum usia kandungan 9 bulan artinya permepuan mengalami kelahiran dini (premature). Beberapa tanda yang menunjukkan
bahwa persalinan sudah dekat, diantaranya adalah:
- Keluar cairan bening (air ketuban)
- Mulai terasa sakit di perut seperti di remas-remas (kontraksi). Mula-mula rasa sakit ini muncul setiap 10-20 menit sekali atau lebih. Bila jarak antar kontraksi tidak teratur (berjarak/tidak sering), mungkin persalinan masih agak lama. Tetapi bila kontraksi sudah teratur (semakin sering) berarti persalinan sudah dekat.
Bila tanda-tanda tersebut ada, sebaiknya suami segera membawa istri ke fasilitas kesehatan atau tenaga kesehatan (bidan atau dokter) terdekat.
Untuk melihat masih lama atau sudah dekatnya persalinan, biasanya bidan atau dokter akan melihat berapa centimeter pembukaan. Pembukaan adalah membukanya mulut rahim.
Pembukaan dikatakan sempurna bila sudah mencapai 10 cm. Lamanya pembukaan yang terjadi antara satu perempuan dengan perempuan lain berbeda. Untuk perempuan yang baru pertama melahirkan, biasanya dari mulai pembukaan 1 centimeter hingga pembukaan 10 centimeter memerlukan antara 10-20 jam, tetapi untuk yang sudah pernah melahirkan temponya bisa lebih cepat antara 7 hingga 10 jam.
Tanda-tanda bahaya kelahiran yang perlu dicermati selama persalinan adalah:
- Ketuban pecah, tetapi persalinan belum mulai
- Posisi bayi melintang
- Ibu mengalamí perdarahan sebelum bayi lahir
- Persalinan berjalan lambat dan lama
- Air ketuban berwarna kecoklatan atau kehijauan
- Ibu demam tinggi
- Ibu mengalami kejang atau tubuh tersentak-sentak
Orang terdekat (suami/pasangan, saudara, teman) dapat membantu perempuan yang akan mengalami persalinan agar merasa kuat dan nyaman selama persalinan, antara lain dengan cara:
- Pastikan konsumsi makanan dan minuman bergizi yang cukup di rumah
- Bila perempuan akan melahirkan di rumah, menunjuk orang yang bertanggung jawab untuk memanggil bidan atau dokter.
- Bila akan melahirkan di fasilitas kesehatan (puskesmas/klinik/rumah sakit) siapkan transportas/kendaraan yang akan digunakan untuk mengantar.
- Membantu mengasuh anak-anak yang ada selama perempuan menjalani proses persalinan.
Nifas
Nifas adalah suatu keadaan dari saat bayi dilahirkan hingga 42 hari sesudahnya. Ibu yang memasuki masa nifas memerlukan makanan bergizi yang lebih banyak dari biasanya. Semua makanan dibolehkan: ikan, daging, kacang-kacangan, nasi, sayur, buah, susu dan lain-lain. Gizi yang mencukupi membantu mempercepat pemulihan kondisi tubuhnya dan menjamin kelancaran air susu ibu (ASI) yang berkualitas.
Suami/pasangan atau orang terdekat harus mendukung perempuan yang memberikan ASI secara eksklusif, artinya selama 6 bulan pertama sejak kelahirannya, bayi hanya diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan. ASI merupakan satu-satunya makanan yang sempurna untuk bayi. Bayi menjadi sehat dan kuat dengan ASI sehingga tidak mudah terserang penyakit dan infeksi. ASl membuat ibu juga terhindar dari penyakit seperti pengeroposan tulang dan kanker. Selain itu, pemberian ASl dapat melindungi ibu dari kehamilan berikutnya yang terlalu cepat.
Tanda-tanda bahaya pada ibu yang memasuki masa nifas adalah:
- Terjadinya perdarahan (keluarnya darah hingga MEMERLUKAN 2 pembalut dalam waktu 1 jam)
- Infeksi rahim (ditandai dengan demam tinggi, perut sakit, dan vagina mengeluarkan cairan berbau busuk)
Selain itu kondisi yang perlu diwaspadai adalah bila ibu mengalami depresi masa nifas. Perempuan yang mengalami depresi setelah melahirkan akan terlihat sedih, cemas, tidak bahagia, tertekan, putus asa dan stress. Mereka tidak dapat mengenali dan menguasai situasi di sekitarnya, sering menangis tanpa sebab yang jelas. Pada kondisi yang lebih berat muncul perasaan ingin mati atau ingin bunuh diri. Hal ini akan membahayakan diri dan bayinya sehingga bayi harus dipisahkan dari ibunya. Cara menghindari terjadinya stres/depresi masa nifas adalah ketenangan ibu dengan menjaga lingkungan agar nyaman dan membahagiakannya. Dalam hal ini peran suami/pasangan dan orang terdekat sangat diperlukan. Perhatian orang terdekat pada masa kehamilan dan saat melahirkan dapat menekan kerawanan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya.
Pada bayi, tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai adalah
- Demam tinggi
- Tidak bisa menghisap ASI 3..Nafas tersengal-sengal
- Menangis terus menerus
- Tubuh kaku dan membiru
Kondisi seperti tersebut diatas perlu segera ditangani oleh tenaga kesehatan terdekat. Perempuan setelah mengalami persalinan butuh waktu untuk mengembalikan tenaganya setelah melahirkan. Dan masa 6 minggu pertama sesudah kelahiran adalah masa yang sangat penting. Selama itu, perempuan penting untuk makan makanan yang bergizi dan banyak istirahat. Orang terdekat dapat membantu perempuan yang setelah melahirkan atau dalam masa nifas untuk beristirahat agar lebih cepat pulih, dengan cara mengambil alih pekerjaan tangga untuk sementara: mencari kayu bakar, mengasuh anak, mencuci popok atau pakaian serta memasak.
Suami seharusnya berbagi peran dalam merawat bayi seperti mengganti popok, memandikan dan lain-lain. Dengan demikian istri mendapat waktu yang cukup untukistirahat agar lebih cepat pulih. Lagipula, dengan mengerjakan pekerjaan itu, seorang ayah bisa menjadi lebih dekat dengan bayinya, akan menguatkan ikatan emosi antara ayah dan bayinya. Jika hal ini dapat terpenuhi, diharapkan bayi akan tumbuh sehat secara emosi/psikologis.