Seksualitas, adalah: Hasil penggabungan dari perasaan, pikiran, sikap, nilai dan perilaku yang mencakup faktor biologis, psikologis, social, ekonomi, budaya, etik dan pemahaman agama
Seksualitas memiliki pemahaman yang luas dan beragam meliputi seks, orientasi seksual, ekspresi seksual, interaksi seksual, hambatan seksual atau disfungsi seksual.
A. Ekspresi seksual pada awal masa remaja
Ekspresi seksual di aktualisasikan berbeda-beda. Tergantung pada usia serta kondisi sosial dan budayanya. Ekspresi seksual adalah bagaimana cara seseorang menarik perhatian atau menunjukkan ketertarikan terhadap orang yang disukainya. Pada remaja dalam ekspresi seksualnya harus memperhatikan dampak positif dan negatifnya atau dampak yang aman dan tidak aman.
Tabel Ekspresi seksual yang aman dan tidak aman bagi remaja
Perilaku Aman | Perilaku tidak Aman |
Mengirim surat, pantun dan sms mesra | Berciuman bibir |
Belajar bersama atau bertukar Pikiran | Meraba-raba, menempelkan dan menggesekkan bagian tubuh |
Pergi bersama dengan teman- teman lainnya atau mengobrol | Melakukan hubungan seksual |
Ekspresi seksual yang aman juga dapat berupa melalui kata-kata yang manis, pujian dan penghargaan.
Perilaku tidak aman seharusnya tidak dilakukan pada masa remaja, karena remaja sulit mengendalikan diri untuk tidak melakukan hubungan yang lebih jauh yang dapat merugikan kesehatan dan masa depannya (kehamilan yang tidak diinginkan, tertular infeksi menular seksual termasuk HIV dan AIDS).
B, Orientasi Seksual
Ketertarikan secara seksual dan emosional terhadap jenis kelamin tertentu. Penggolongan orientasi seksual, yaitu:
- Heteroseksual, yaitu ketertarikan kepada jenis kelamin yang berbeda. Seperti: perempuan tertarik kepada laki-laki dan sebaliknya
- Homoseksual, yaitu ketertarikan pada jenis kelamin yang sama. Seperti: laki-laki tertarik kepada laki-laki yang biasa disebut gay atau perempuan yang tertarik kepada perempuan yang biasa disebut lesbian.
- Biseksual, yaitu: ketertarikan kepada semua jenis kelamin baik laki-laki dan perempuan.
- Transeksual: sesorang yang ingin merubah diri menjadi jenis yang berbeda dan tertarik pada jenis kelamin yang sama.
Orientasi seksual seseorang tidak dapat dilihat hanya dari penampilan fisik semata. Laki-laki macho bisa saja seorang gay dan seorang perempuan feminim bisa saja seorang lesbian.
C. Identitas Seksual
Identitas seksual adalah bagaimana seseorang mendefinisikan dan memperkenalkan dirinya ke masyarakat dengan mengacu kepada orientasi seksual tertentu dan kenyamanan di dirinya.
Identitas seksual seseorang mungkin atau mungkin tidak sama dengan hasrat seksual atau perilaku.
Hambatan Seksual atau Disfungsi Seksual
Hambatan seksual atau disfungsi seksual, adalah tidak berfungsinya organ reproduksi dengan baik.
Contoh disfungsi seksual
- Saat berhubungan seksual, keluarnya sperma dan air mani sebelum penis masuk ke dalam vagina (ejakulasi dini)
- Kurangnya gairah, umumnya hal ini disebabkan oeh faktor emosi seperti stress, marah, cemburu dan merasa tidak diperhatikan atau dibutuhkan
- Impoten, baik pada laki-laki atau perempuan. Jika pada laki-laki, penis tidak mampu untuk ereksi/tegang; pada perempuan, otot-otot vagina menegang sehingga penis tidak dapat masuk.
Disfungsi seksual bisa disebabkan karena penyakit (diabetes, jantung) atau karena pengalaman yang traumatis/trauma psikologis seperti mengalami atau menyaksikan tindak kekerasan seksual.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi seksual
- Faktor biologis, kesehatan dan emosi merupakan jalinan yang erat satu sama lain untuk dapat mewujudkan kepuasan seksual
- Stress, rasa takut kehilangan, cemburu dan marah, bisa mengurangi bahkan menghilangkan hasrat seksual. Begitu pula dengan beban pikiran seperti ditempat kerja, tekanan ekonomi atau persoalan keluarga yang juga bisa berdampak pada menurunya hasrat seksual. Takut hamil atau takut kecewa atau pernah dikecewakan dalam hubungan juga sering membuat perempuan menghindari hubungan seksual
- Penyakit atau dampak dari terapi atau obat yang merusak jaringan syaraf, menghambat sirkulasi darah atau mengurangi cairan vagina juga merupakan faktor penghambat fungsi seksual.
Kehidupan seksual yang sehat tidak hanya ditandai oleh hubungan seksualitas yang lancer atau tidak bermasalah, tetapi juga harus dilandasi oleh hubungan pribadi yang harmonis dalam kehidupan sehari-hari. Sikap saling menghargai, tanpa ketakutan/kekhawatiran dan kesediaan untuk mengekspresikan perhatian dan rasa saying satau sama lain akan berdampak positif. Kebiasaan berkomunikasi dan berkespresi juga akan memudahkan pasangan mengatasi berbagai hambatan dan kendala,baik fisik maupun kesehatan.