Idealnya, semua kehamilan terjadi karena diinginkan dan direncanakan oleh calon ayah dan ibu. Namun, pada kenyataanya banyak kehamilan terjadi tanpa diinginkan atau direncankan atau biasa disebut KTD. KTD bisa terjadi pada perempuan yang beleum menikah maupun sudah menikah, misalnya karena satu atau beberapa alasan seperti:
- Ibu menderita penyakit yang membahayakan dirinya dan perkembangan janin (mengancam kesehatan atau nyawa si Ibu atau bayi yang dikandung)
- Korban pemerkosaan atau incest
- Kegagalan kontrasepsi
- Bayi diduga lahir cacat
- Indikasi psikologis, seperti tekanan batin (depresi) berat, terjadi kekerasan seksual terhadap perempuan, ketidaksiapan ekonomi (kemiskinan), pasangan yang tidak bertanggung jawab, dan sebagainya.
- Minimnya informasi Kespro. Membuat seorang perempuan dan pasangannya tidak memahami proses kehamilan atau tidak mampu menyiapkan sarana agar janin berkembang baik selama kehamilan.
Kita perlu mengakui dengan jujur bahwa pemahaman/pengetahuan tentang proses terjadinya kehamilan sangat minim. Kebanyakan orang hanya tahu bahwa hubungan seks, akan membuat perempuan hamil, tanpa mengetahui dengan rinci proses terjadinya menstruasi, mimpi basah dan kehamilan yang benar dan lengkap.
Jika mengalami KTD, apa yang dilakukan?
- Sebaiknya beritahukan kehamilan yang terjadi kepada orang yang dipercaya, terutama kepada keluarga (orangtua) kedua belah pihak. Jelaskan apa yang telah terjadi, walaupun hal ini tidak mudah dilakukan. Dengan memberitahukan kepada keluarga, selanjutnya akan dipikirkan jalan apa yang akan diambil guna menyelesaikan permasalahan ini. Tapi ingat, bahwa keputusan yang terbaik akan tetap berada di tanganmu. Masukan dan nasehat orang lain hanyalah pertimbangan.
- Dua kemungkinan yang mungkin dilakukan, tetap mempertahankan kehamilan yang terjadi, atau tidak meneruskan kehamilan tersebut, dengan kata lain melakukan aborsi atas bayi yang dikandung. Sebaiknya, mengetahui dengan jelas baik buruknya dan segala kemungkinan yang nantinya akan terjadi atas kedua kemungkinan jalan keluar yang akan dipilih. Konsekuensi apa yang mungkin timbul jika tetap mempertahankan kehamilan tersebut, juga kemungkinan yang terjadi ketika memilih melakukan aborsi atas kehamilannya. Sebelum memutuskan jalan yang terbaik, pertimbangkan segala kemungkinan dengan matang untuk menghindari penyesalan yang mungkin akan timbul dikemudian hari. Keputusan yang diambil tetap diserahkan kepada perempuan yang hamil.