Jika perempuan/pasangan belum siap, kehamilan bisa dicegah dengan menggunakan kontrasepsi (sebagai cara atau upaya pencegah kehamilan). Dibawah ini ada bermacam kontrasepsi:
1. Metode Alamiah
1.1 | Senggama Terputus (Coitus Interruptus) | Dengan cara menarik penis keluar dari vagina sebelum ejakulasi, sehingga cairan sperma tidak masuk dalam liang vagina |
1.2 | Pantang Berkala atau Metode Kalender | Menentukan kapan waktu yang aman untuk melakukan senggama dengan menggunakan perhitungan kalender kesuburan perempuan. Umumnya sel telur keluar 14 hari sebelum haid yang akan datang. Perlu diingat bahwa semua metode ini tidak aman diterapkan jika siklus menstruasi tidak teratur. |
1.3 | Metode Suhu Basal | Menentukan kapan waktu yang aman untuk melakukan senggama dengan mengukur suhu badan dengan thermometer (idealnya dengan Basal Terumo) untuk menentukan masa subur. Bila suhu badan lebih tinggi dari biasanya, bisa dipastikan perempuan berada dalam kondisi subur. Jangan melakukan hubungan intim saat itu. |
1.4 | Metode Lendir Serviks | Menentukan kapan waktu yang aman untuk melakukan senggama dengan merasakan lendir yang keluar dari liang vagina untuk menentukan masa subur. Bila terasa lebih berlendir, banyak, basah atau lembab dari biasanya, kemungkinan perempuan dalam kondisi subur. Cara menentukan: ambil colek) cairan vagina dengan telunjuk. Lekatkan telunjuk dan ibu jari, kemudian rentangkan. Jika tidak terputus lendirnya, berarti subur, jadi jangan bersenggama. |
2. Metode Rintangan (Barrier Method)
Kondom. Terbuat dari karet yang sangat tipis dan relatif kuat untuk menutupi atau membungkus penis agar sperma yang keluar tidak tumpah kedalam vagina.
Diafragma. Terbuat dari karet halus yang bisa dipasang untuk menutupi mulut rahim (serviks) untuk menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim.
3. Hormonal
Ada tiga macam alat Kontrasepsi Hormonal:
- Suntik
- Pil
- Alat Kontrasepsi di Bawah Kulit (AKBK= susuk/implant)
Semua alat kontrasepsi hormonal mengandung hormon progesteron dan estrogen yang berfungsi:
- Mencegah pematangan sel telur (sehingga sel telur tidak keluar).
- Membuat cairan dalam liang senggama (vagina) menjadi lebih kental, sehingga sperma tidak dapat masuk kedalam rahim untuk bertemu sel telur.
Efek samping Kontrasepsi Hormonal:
- Gangguan siklus haid (siklus bisa menjadi lebih pendek atau lebih panjang)
- Gangguan haid (menjadi banyak sekali, sedikit sekali, atau tidak mens sama sekali)
- Gangguan diluar masa haid (terjadi bercak-bercak / flek-flek bisa banya atau sedikit)
- Mual, pusing
- Bercak hitam di wajah
- Bertambah berat badan atau juga berkurang (jadi kurus)
- Mengganggu kelancaran ASI, kecuali pil mini (pil KB yang hanya mengandung progesteron)
- Jika dipakai dalam tempo lama (lebih dari dua tahun) dapat mengurangi libido (hasrat seksual).
Biasanya pemakai kontrasepsi hormonal membutuhkan penyesuaian selama 2-3 bulan. Setelah waktu itu, banyak keluhan menjadi hilang namun jika efek samping dirasa menggangu, segera hubungi bidan atau dokter untuk mengganti jenis kontrasepsi.
4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Sering disebut Intra Uterine Device (IUD) yang umumnya dikenal dengan spiral, adalah alat kontrasepsi yang diletakkan dalam rahim, pemasangan dilakukan melalui vagina. Sebelum IUD dipasang, petugas kesehatan harus memastikan rahim dalam keadaan sehat, tidak ada infeksi atau luka. Jika ada, maka infeksi harus disembuhkan terlebih dahulu.
Cara kerja IUD:
- Mencegah sperma masuk ke dalam rahim sehingga tidak memungkinkan sperma untuk bertemu dengan sel telur;
- Jika sperma berhasil masuk saluran telur melalui rahim, kemudian bertemu sel telur, maka selanjutnya IUD dapat mencegah hasil pembuahan menempel pada dinding rahim.
5. Kontrasepsi Mantap (Kontap/Sterilisasi)
- Tubektomi (kontrasepsi mantap bagi perempuan): dilakukan dengan memotong atau mengikat saluran telur di kiri dan kanan rahim melalui tindakan operasi kecil, sehingga sel telur tidak bertemu dengan sperma.
- Vasektomi (kontrasepsi mantap bagi laki-laki): dilakukan dengan memotong atau mengikat saluran sperma pada kantong zakar kanan dan kiri melalui operasi kecil, sehingga sperma tidak dapat keluar. Pada sterilisasi, sel telur yang dikeluarkan perempuan atau sperma yang dikeluarkan laki-laki akan diserap tubuh dan ditelurkan, akan diserap tubuh dan dikeluarkan melalui keringat, kencing dan tinja. Vasektomi lebih sederhana pengerjaannya dan tidak akan menganggu kenikmatan hubungan seksual karena laki-laki tetap mengeluarkan air mani saat ejakulasi.
6. Kontrasepsi Darurat
- Disebut juga Pil Khusus Pencegah Kehamilan (PKPK)
- Dapat mencegah kehamilan dengan cara menunda ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur), menghalangi pembuahan dan/atau mencegah penempelan sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim;
- Hanya efektif jika diminum sampai dengan 72 jam (3x 24 jam) setelah hubungan seksual yang tidak terlindung dilakukan
- Kontrasepsi darurat atau PKPK bukan abortifacient (obat untuk aborsi), karena PKPK tidak akan efektif jika kehamilan sudah berlangsung
- Tidak efektif jika dipakai secara rutin (seperti penggunaan kontrasepsi)