Gender

Lokus yang Melanggengkan Ketidakadilan Gender

Rumah tangga
Di dalam rumah tangga juga bisa terjadi ketidakadilan gender jika memiliki kebiasaan menganggap laki-laki memiliki kedudukan lebih tinggi daripada perempuan. Contohnya, istri wajib melayani suami dalam keadaan apapun, semua pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab perempuan. Sedangkan laki-laki sebagai pencari nafkah. Hal ini terus menerus dilanggengkan melalui praktik-praktik pembedaan peran antara lakilaki dan perempuan.

Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan memiliki kewenangan untuk mengatur anak didiknya. Jika lembaga pendidikan memiliki kebijakan/aturan yang justru melemahkan posisi perempuan melalui metode dan materi pengajaran serta soal ulangan/ujian, maka pelanggengan ketidakadilan gender dianggap benar meskipun salah.

Sebagai contoh, pengajaran yang diberikan kepada peserta didik di sekolah dimulai dari pemberian informasi peran orang tua; ayah dianggap sebagai satu-satunya pencari nafkah dan ibu merawat anak di rumah. Hal ini akan memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa laki-laki dianggap wajib bekerja mencari nafkah, sedangkan perempuan cukup di rumah sebagai pihak yang diberi nafkah. Semestinya, lembaga pendidikan memberikan pemahaman kepada peserta didiknya bahwa perempuan maupun laki-laki memiliki hak yang sama untuk bekerja.

Tempat kerja
Ketidakadilan gender bisa semakin langgeng di tempat kerja jika tidak ada budaya setara. Laki-laki dianggap yang memiliki kemampuan untuk menduduki posisi sebagai pemimpin karena ada anggapan bahwa perempuan lemah, tidak rasional, tidak tegas dan peragu. Perempuan selalu identik dengan pekerjaan administrasi karena memiliki tulisan rapi, bagus, dan luwes.

Organisasi
Di dalam organisasi setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pengetahuan, berkembang dan tumbuh, kerjasama serta meningkatkan kemampuan bagi anggotanya. Namun, organisasi juga bisa menjadi alat untuk mengontrol perempuan agar tidak berkembang. Contohnya, untuk peran-peran pengambilan keputusan diduduki oleh laki-laki, namun sebaliknya untuk peran urusan sekretariat dibebankan kepada perempuan.


Pin It on Pinterest