Oleh: Riswinanti Pawestri Permatasari | Beautynesia
Bertepatan dengan International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2023, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mempersiapkan Commision on the Status of Woman (CSW) ke-67. Acara ini diselenggarakan pada 6-17 Maret 2023 dengan tema “DigitALL: Innovation and Technology for Gender Equality”.
Sesuai dengan tema yang diusung, PBB akan mengangkat soal pentingnya melibatkan perempuan dalam dunia digital dalam rangka mencapai tujuan kesetaraan gender. Kenapa PBB menekankan keberadaan perempuan dalam inovasi dan teknologi digital? Apa pula pengaruhnya? Berikut penjelasannya menurut UN Women.
Tentang Tema CSW ke-67
CSW ke-67 akan mengangkat isu perubahan inovasi dan teknologi, serta pendidikan di era digital untuk mewujudkan kesetaraan gender dan memberdayakan seluruh perempuan dan anak perempuan. Dalam hal ini, fokus yang ditinjau adalah tantangan dan peluang dalam meraih kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan di kawasan pedesaan.
Terkait tema ini, PBB pada dasarnya telah mengakui dan memberikan dukungan untuk para perempuan yang telah memperjuangkan kemajuan teknologi dan dan pendidikan digital. Meski demikian, hingga saat ini masih terjadi kesenjangan gender dalam di dunia digital, dan kondisinya semakin melebar ke aspek ekonomi dan sosial sehingga harus ditangani lebih lanjut.
Selain pembatasan akses digital, masih banyak diskriminasi yang dialami perempuan di dunia maya. Karenanya, dalam CSW tahun ini, PBB akan menyoroti pentingnya perlindungan perempuan di ruang digital dan menangani kekerasan berbasis gender melalui teknologi informasi dan komunikasi berbasis online.
Pentingnya Perempuan dalam Inovasi dan Teknologi Digital
PBB menilai bahwa membawa perempuan dan kelompok marjinal ke dunia teknologi akan memberikan dampak positif demi mencapai kesetaraan gender sekaligus membantu mencukupi kebutuhan perempuan. Sebaliknya, ada harga mahal yang harus dibayar ketika dunia memutuskan untuk tidak melibatkan mereka.
Sebagai contoh, berdasarkan laporan Gender Snapshot 2022 oleh UN Women, tidak terlibatnya perempuan dalam dunia digital telah memangkas lebih dari Rp15 ribu triliun penghasilan negara menengah ke bawah selama 1 dekade terakhir. Kerugian ini diprediksi bisa berkembang hingga Rp23 ribu triliun pada 2025 jika tidak segera diatasi.
Masalah yang Dihadapi Perempuan di Era Digital
Absennya perempuan dalam dunia digital bisa terjadi karena banyak hal. Selain karena akses yang dibatasi, penyebab paling umum adalah tingginya akan kekerasan secara online. Hal ini terkait habit yang berlaku di dunia maya, bahwa banyak orang yang melakukan perundungan, pelecehan, dan ujaran kebencian, kritikan, dan hal negatif lain secara terang-terangan.
Karenanya, untuk memperbaiki keadaan, harus ada tindakan preventif untuk kekerasan secara online, di mana setidaknya 38 persen perempuan di 51 negara pernah mengalaminya secara personal. Karena alasan ini, PBB menilai pentingnya inovasi, teknologi, dan pendidikan digital yang responsif terkait isu gender.
Teknologi dan Inovasi Digital untuk Mencapai Kesetaraan Gender
Mengingat pentingnya keberadaan perempuan, maka PBB berencana menciptakan lingkungan digital yang nyaman melalui perlindungan berbasis teknologi secara online. Inovasi dan pendidikan digital juga akan dikembangkan lebih lanjut agar para perempuan dengan berbagai usia menyadari hal dan keterlibatan mereka di dalamnya.
Keberadaan perempuan akan menjadi corong sekaligus solusi untuk mengatasi berbagai tantangan terkait kemanusiaan. Pada akhirnya hal ini akan menyukseskan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Developments Goals) 5, yaitu Gender Equality, yang direncanakan tercapai pada tahun 2030.
Sebagai informasi, CSW ke-67 akan mempertemukan para aktivis kesetaraan gender dengan pengusaha digital, ahli teknologi, inovator, dan pihak terkait lainnya. Semoga ke depannya ada jalan menuju dunia digital yang lebih baik untuk perempuan, ya!
sumber: beautynesia.id