Setiap individu memiliki hak yang sama dalam menjalani kehidupannya, termasuk remaja. Remaja merupakan pionir dalam keberlangsungan hidup dan perkembangan global. Oleh karena itu hak-hak remaja sebagai individu merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk mewujudkan remaja yang berkualitas. Menurut International Planned Parenthood Federation tahun 1996, remaja memiliki 12 hak kesehatan reproduksi yang secara komprehensif yang sudah melingkupi setiap hak individu yang harus dimiliki oleh remaja.
Dalam proses pertumbuhannya, remaja melewati banyak fase perubahan yang mempengaruhi fisik dan mental. Remaja diharapkan mampu mengetahui kebutuhan dan membuat keputusan terkait tubuh dan kesehatannya sesuai dengan kondisi mereka. Bagaimana remaja menyadari pentingnya memenuhi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) juga harus diawali dengan bagaimana mereka mencintai tubuh dan diri mereka, sehingga setiap keputusan yang mereka ambil memberikan dampak baik. Kesadaran remaja untuk menjaga Kesehatan dapat mendukung terciptanya Kesehatan reproduksi yang komprehensif. Untuk itu, penyebaran informasi dan edukasi menjadi salah satu hal wajib yang harus diperoleh oleh remaja. Selain itu dukungan dari lingkungan dan orang-orang sekitar remaja juga memberikan kontribusi baik bagi mereka.
Sebagaimana salah satu hak remaja adalah hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan. Sayangnya hingga saat ini informasi yang valid terkait kesehatan reproduksi remaja ini belum sepenuhnya dapat diakses oleh seluruh remaja di Indonesia. Kondisi ini menjadi penyebab terjadinya banyak kasus berkaitan Kesehatan reproduksi yang dialami remaja, seperti kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), pergaulan beresiko, kekerasan seksual, dan lainnya.
Upaya pemenuhan hak remaja ini telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Namun hal ini juga perlu untuk dilakukan terus untuk menjadi pengingat bagi remaja serta orang-orang yang ada di sekitar remaja, seperti orang tua, guru, tokoh masyarakat, pemerintah, dll.
Kedutaan Besar Belgia untuk Indonesia bersama Yayasan Kesehatan Perempuan bekerjasama dalam upaya meningkatkan pemenuhan SRHR di Indonesia, diharapkan kerja sama yang dilakukan ini dapat mendukung advokasi yang telah dilakukan organisasi sosial kemasyarakatan dan individu/aktor terhadap Pemerintah Indonesia.
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
- Memberikan informasi kepada masyarakat terkait pentingnya pemenuhan Pendidikan Kesehatan reproduksi bagi remaja
- Meningkatkan kesadaran remaja untuk lebih mencintai diri dan menjaga Kesehatan mereka
- Berbagi pengalaman/praktik baik terkait pemenuhan HKSR remaja yang komprehensif
Yang akan mengisi webinar ini adalah:
- Keynote Speaker: Ibu Bintang Puspayoga – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
- Sambutan Pembukaan: Bapak Stéphane De Loecker – Duta Besar Kerajaan Belgia untuk Indonesia, ASEAN dan Timor-Leste
- Pembicara 1: Kristien Michielsen – Rekanan Profesor dari International Centre for Reproductive Health (ICRH), Ghent University
- Pembicara 2: Sara De Meyer – Peneliti dari International Centre for Reproductive Health (ICRH), Ghent University
- Pembicara 3: Roudhotul Esa Maharani – Fasiilitator Paguyuban Anak Ponorogo. Jawa Timur
- Pembicara 4: Annisa Inayah – Koordinator Youth Movement dari Pamflet Generasi
- Moderator: Tirzah jessica – Aktivis HKSR
Kegiatan ini akan dilakukan secara online. Peserta merupakan pemerintah, organisasi, remaja dan masyarakat umum. Kegiatan ini akan diselenggarakan pada Jumat, 13 Mei 2022 Pukul : 13.30 – 15.30 WIB.